Wisata Kalimantan Selatan: Temukan Kejutan di Baliknya!
Apa yang terlintas di benak kalian ketika mendengar tentang alam Kalimantan? Banyak hutan? Mistis? Pedalaman? Tanpa internet? Penasaran bagaimana kehidupan di sana? Simak sampai akhir yaa!
Pulau Kalimantan menjadi salah satu paru-paru dunia. Dapat diketahui dari data BPS tahun 2020, Kalimantan memiliki kawasan hutan yang luasnya mencapai 40,8 juta hektar. Beginilah potret hijaunya hutan Borneo kala itu.
Tidak terkecuali di Kalimantan
Selatan yang menjadi penyumbang peran penting tersebut. Melihat alamnya yang
masih sangat asri, tentu wilayah ini memiliki potensi yang dapat dikembangkan bersama,
termasuk sektor pariwisata.
Belakangan ini, pariwisata di Kalimantan Selatan dijadikan sebagai salah satu prioritas untuk dikembangkan sebagai objek menarik. Kalimantan Selatan memiliki beragam potensi wisata, mulai dari sungai, pantai, hutan, pegunungan, sampai wisata religi dengan situs-situs sejarah yang bisa dimanfaatkan sebagai tempat tujuan wisata yang menarik bahkan banyak orang belum memandang keberadaannya. Di samping itu, dengan beragam budaya daerah, Kalimantan Selatan sangat potensial dikembangkan sebagai tujuan wisata budaya, wisata religius, maupun wisata kuliner sekaligus. Potensi usaha yang bisa dijalankan di sektor pariwisata Kalimantan Selatan adalah mengelola destinasi wisata dengan dukungan fasilitas dan infrastruktur yang memadai.
- OBJEK WISATA
1. Pasar Terapung
Pasar Terapung di Kota Banjarmasin merupakan pasar tradisional yang terletak di atas Sungai Barito. Para pedagang dan pembeli menggunakan jukung (perahu dalam bahasa Banjar) sebagai alat transportasi di pasar ini. Berbagai macam barang dagangan seperti sayur-sayuran, buah-buahan, ikan, dan kebutuhan rumah tangga dapat ditemukan di pasar ini. Pasar Terapung berlangsung mulai setelah shalat Subuh hingga pukul 07.00 pagi. Suasana pasar terapung ditandai dengan kehadiran perahu besar dan kecil yang saling berdesak-desakan di tengah gelombang Sungai Barito. Pasar ini tidak memiliki struktur organisasi seperti pasar daratan sehingga tidak ada pencatatan resmi mengenai jumlah pedagang, pengunjung, atau pembagian pedagang berdasarkan jenis barang dagangan.
2. Pulau Kembang
Di tengah Sungai Barito ada sebuah delta yang dikenal dengan Pulau Kembang. Biasanya, objek wisata ini disajikan sepaket dengan Pasar Terapung. Pulau ini dikenal dengan kekhasan pepohonan Kalimantan yang tumbuh rimbun, ibarat surga bagi berbagai spesies seperti monyet dan burung. Menurut cerita yang beredar, terdapat raja dari kawanan monyet yang tinggal di pulau ini sehingga monyet-monyet tersebut dihormati oleh penduduk setempat.
3. Loksado
Loksado adalah kecamatan di Kabupaten Hulu Sungai Selatan yang menjadi tempat tinggal bagi penduduk Suku Dayak asli. Terletak di kaki Pegunungan Meratus, Loksado dilalui oleh Sungai Amandit yang bersih, sering digunakan untuk kegiatan bamboo rafting, yakni mengarungi jeram menggunakan rakit bambu tradisional. Di sekitar Sungai Amandit, terdapat kolam pemandian air panas Tanuhi yang terdiri dari tiga kolam dengan suhu yang berbeda. Selain fasilitas pemandian air panas, terdapat juga ruang aula dan sejumlah cottage dengan arsitektur tradisional rumah Banjar di sekitar kolam tersebut.
4. Pantai Angsana
Pantai Angsana terletak di Kecamatan Angsana, Kabupaten Tanah Bumbu. Pantai ini tersembunyi di balik perkebunan kelapa sawit milik sebuah perusahaan perkebunan. Keindahan Pantai Angsana terpancar dari pasir putih yang landai dan panjang, serta ombak yang tenang namun gemuruh. Salah satu daya tarik utamanya adalah keberagaman biota laut di perairannya, termasuk terumbu karang dengan berbagai spesies di dalamnya. Saat musim kemarau, air di Pantai Angsana menjadi sangat jernih, sehingga populer bagi pengunjung untuk melakukan snorkeling. Terdapat fasilitas penyewaan peralatan selam yang lengkap di sekitar pantai, memudahkan para penyelam untuk menikmati keindahan bawah laut tanpa harus membawa perlengkapan sendiri.
5. Pulau Samber Gelap
Pulau Samber Gelap berada di Kabupaten Kotabaru, menawarkan pemandangan yang menakjubkan dengan pasir putih yang lembut, gelombang tenang, dan air laut yang jernih. Di bawah lautnya, terumbu karang dan kehidupan biota laut yang beragam menjadi daya tarik bagi penyelam dan pecinta snorkeling. Pulau ini juga memiliki konservasi penyu, menambah daya tarik bagi pengembangan wisata. Selain itu, terdapat banyak spot memancing ikan tenggiri dengan ukuran yang besar, menyediakan pengalaman menarik bagi para pemancing.
6. Air Terjun Lembah Kahung
Perjalanan menuju Air Terjun Lembah Kahung dimulai dari Waduk Riam Kanan, yang berjarak sekitar 40 menit dari Martapura, Kabupaten Banjar. Perjalanan dilanjutkan dengan menggunakan perahu (kelotok) dan berakhir di Desa Belangian, Kecamatan Aranio. Perjalanan yang jauh menuju air terjun hanya dapat ditempuh dengan berjalan kaki. Di sepanjang perjalanan, terdapat empat tempat peristirahatan (shelter) yang menyuguhkan pemandangan hutan hujan tropis dengan pohon-pohon besar, flora dan fauna beragam, jurang terjal, batuan besar, sungai yang sejuk dan jernih. Akhirnya, pengunjung tiba di air terjun setinggi 25 meter yang menawarkan pemandangan indah disekelilingnya.
7. Makam Datu Kelampayan
Datu Kelampayan, juga dikenal sebagai Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari, adalah seorang ulama yang memiliki pengaruh besar dalam penyebaran agama Islam di Kalimantan Selatan dan wilayah Nusantara lainnya. Beliau mengikuti mazhab Syafi'i dan dikenal sebagai pengarang Kitab Sabilal Muhtadin yang menjadi acuan bagi pemeluk Islam di Asia Tenggara. Makam Datu Kelampayan di Desa Kelampayan, Kecamatan Astambul, Kabupaten Banjar, merupakan tempat yang ramai dikunjungi setiap hari oleh orang-orang dari berbagai daerah di Kalimantan, termasuk pengunjung dari luar pulau seperti Malaysia dan Brunei.
- KALENDER EVENT PARIWISATA
1. Festival Budaya Pasar Terapung
Festival Budaya Pasar Terapung adalah acara tahunan di Kota Banjarmasin yang bertujuan memperkenalkan Pasar Terapung kepada wisatawan lokal maupun mancanegara. Acara ini menampilkan Pasar Terapung, festival kuliner khas Banjar, pagelaran seni budaya, dan lomba jukung hias dan tanglong.
2. Maayun Maulid
Maayun Maulid diadakan setiap tanggal 12 Rabiul Awal sebagai perayaan kelahiran Nabi Muhammad SAW. Upacara ini melibatkan aktivitas mengayun anak (bayi) sebagai bentuk ungkapan syukur dan untuk memohon berkah atas kemuliaan Nabi Muhammad SAW. Selama acara, dilakukan pembacaan syair-syair yang memuji, bershalawat, dan berdoa sebagai bagian dari rangkaian kegiatan.
3. Festival Tanglong
Festival Tanglong adalah lomba kreasi yang mengusung nuansa Islami. Lampion-lampion dipajang di atas mobil dan diarak keliling kota. Tanglong ini memiliki berbagai bentuk seperti tulisan kaligrafi, miniatur tempat ibadah, Kakbah, dan bentuk binatang, tapi tidak diperkenankan menampilkan figur rasul dan nabi. Festival ini diselenggarakan di lapangan Murjani, Kota Banjarbaru, pada malam ke-21 bulan Ramadhan.
4. Aruh Ganal Dayak Loksado
Aruh Ganal adalah upacara adat suku Dayak Lokasado di Pegunungan Meratus,
Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Upacara ini bertujuan sebagai ungkapan syukur
kepada Tuhan YME atas hasil panen yang melimpah dan perlindungan dari musibah
selama berladang. Acara ini diadakan selama 5, 7, atau 12 hari dengan
partisipasi seluruh warga kampung dan dihadiri oleh warga dari kampung lain
serta aparat pemerintahan. Upacara ditandai dengan berbagai prosesi termasuk
pembacaan mantra untuk memanggil roh nenek moyang, dan dilanjutkan dengan
hiburan seperti babangsai, basarunai, dan barbarian. Seluruh warga, termasuk
tua dan muda, laki-laki dan perempuan, berpartisipasi dalam gerakan tari-tarian
(batandik) mengelilingi pusat Balai Adat, diiringi oleh musik dari gendang
kulit kijang dan suara gelang hiang.
- KESENIAN
1. Tari Sinoman Hadrah
Sinoman Hadrah adalah seni yang menggabungkan seni suara (qasidah) dan tari. Pertunjukan Sinoman Hadrah melibatkan lima atau enam penyanyi yang juga sebagai pemain rebana, pemain payung ubur-ubur, dan 20-30 penari rudat yang memegang bendera kecil bertuliskan huruf Arab (Asmaul Husna). Syair yang dinyanyikan memuji Rasulullah SAW dan berisi nasihat dan petuah, disampaikan dengan kegembiraan. Sinoman Hadrah biasanya dipertunjukkan dalam acara penyambutan tamu, peringatan hari besar Islam, atau upacara perkawinan.
2. Tari Baksa Kembang
Tari Baksa Kambang adalah tarian klasik Banjar yang digunakan sebagai penyambutan tamu di Kalimantan Selatan. Tarian ini biasanya dilakukan oleh wanita dengan gerakan yang mengikuti hitungan ganjil seperti satu, tiga, lima, dan seterusnya. Musik pengiringnya menggunakan seperangkat tetabuhan atau gamelan dengan lagu-lagu tradisional seperti Ayakan, Janklong, atau Kambang Muni. Dalam tarian ini, penari menggunakan sepasang kembang yang disebut "Bogam", terdiri dari rangkaian kembang mawar, melati, kantil, dan kenanga yang diberikan kepada tamu setelah pertunjukan selesai.
3. Madihin
Madihin adalah pertunjukan monolog oleh satu atau dua seniman tradisional dengan syair dan pantun, disertai musik gendang khas Banjar. Pertunjukan ini mengandung sindiran dan pesan sosial dengan bahasa yang lucu dan menggelitik. Madihin sering disajikan sebagai hiburan dalam perayaan hari besar, acara daerah, keagamaan, politik, khitanan, atau untuk menghibur tamu penting.
4. Mamanda
Mamanda adalah seni teater tradisional asal Kalimantan Selatan yang mirip dengan lenong dalam interaksi antara pemain dan penonton. Penonton aktif memberikan komentar lucu yang membuat suasana hidup. Mamanda mengangkat berbagai cerita, seperti sejarah, romantis, kritik sosial, dan penerangan. Pertunjukan mamanda disertai dengan musik dan nyanyian, sering kali menggunakan pantun, syair, hikayat, dan dialog yang dilagukan.
5. Musik Panting
Musik panting berasal dari daerah Tapin, Kalimantan Selatan, dan merupakan alat musik yang dipetik mirip gambus Arab namun lebih kecil. Awalnya, musik panting dimainkan secara perorangan, namun dengan perkembangan zaman, musik panting menjadi lebih menarik saat dimainkan dengan alat musik lain seperti babun, gong, dan biola serta melibatkan beberapa pemain. Musik panting disajikan dengan lagu-lagu yang bersyair pantun, berisi nasihat, petuah, dan pantun jenaka. Lagu yang dimainkan monoton, tanpa refrein. Para pemain duduk dengan cara bersila, laki-laki dan perempuan dengan posisi duduk yang berbeda, dan biasanya mengenakan pakaian tradisional Banjar.
- KULINER
1. Soto Banjar
Soto Banjar adalah hidangan khas suku Banjar, Kalimantan Selatan, yang menggunakan ayam sebagai bahan utama dengan rempah-rempah seperti kayu manis, biji pala, dan cengkeh. Hidangan ini berisi daging ayam yang disuwir-suwir, dilengkapi dengan perkedel, rebusan telur, dan ketupat. Bumbu soto Banjar terdiri dari bawang merah, bawang putih, dan merica, tanpa menggunakan kunyit. Bumbu tersebut ditumis dengan sedikit minyak goreng hingga harum sebelum dimasukkan ke dalam kuah rebusan ayam. Rempah-rempah kemudian diangkat agar tidak ikut masuk ke dalam mangkuk saat dihidangkan. Soto Banjar biasanya disajikan dengan sate ayam sebagai pendamping.
2. Ketupat Kandangan
Ketupat Kandangan, juga dikenal sebagai Katupat Kandangan dalam bahasa Banjar, adalah hidangan khas yang berasal dari daerah Kandangan, Kalimantan Selatan. Seperti ketupat pada umumnya, bahan utama pembuatan ketupat ini adalah beras. Yang membedakan Ketupat Kandangan dari jenis ketupat lainnya adalah penggunaan ikan gabus (haruan) sebagai pelengkapnya. Sebelum direbus dengan santan, ikan gabus terlebih dahulu dipanggang. Kemudian, ikan gabus beserta kuahnya yang kaya rempah-rempah seperti kayu manis, pala, cengkeh, dan kapulaga disajikan bersama ketupat. Hidangan ini bisa dinikmati sebagai makanan pagi, siang, atau malam.
3. Nasi Kuning
Nasi kuning adalah masakan khas Banjar yang disiapkan dengan bumbu dan lauk yang spesial. Biasanya, nasi kuning dijual sebagai menu sarapan bagi orang Banjar. Versi nasi kuning dari Kalimantan Selatan memiliki perbedaan dengan versi dari daerah lain di Indonesia. Nasi kuning Banjar terbuat dari nasi yang lebih pulen dan memiliki aroma harum. Selain itu, yang membuatnya khas adalah penyajiannya dengan ayam, telur, atau ikan gabus yang dimasak dengan bumbu habang (masak merah).
4. Bingka
Bingka adalah kue basah tradisional suku Banjar yang memiliki rasa manis,
legit, dan lembut. Ini adalah salah satu dari 41 macam kue khas Banjar yang
disajikan dalam acara-acara istimewa seperti pernikahan. Bingka populer
terutama pada bulan Ramadhan karena dianggap cocok untuk berbuka puasa.
Bahan-bahan untuk membuat bingka termasuk tepung terigu, telur, santan, gula
pasir, dan garam, kemudian dipanggang dalam cetakan berbentuk bunga. Selain
bingka, ada beberapa jenis kue lainnya seperti bingka tapai, bingka pandan,
bingka kentang, bingka labu, dan lain-lain. Bingka barandam juga menjadi
favorit orang Banjar selama bulan puasa.

