Jumat, 19 Januari 2024

MIMPI, RENCANA, DAN AKSI!


Mari kuceritakan sedikit tentang aku. Aku Maylina, hadir dari bumi khatulistiwa. Anak semata wayang yang kini merantau jauh dari kedua orang tua tersayang. Melin, begitu sapaanku. Di suatu waktu aku merasa tidak mengenali diriku sendiri. Namun, di waktu yang lain akulah yang paling mengenali diriku.


Jika mengenang kembali masa laluku, aku termasuk anak yang dilahirkan dari keluarga sederhana, tapi aku tetap menikmatinya. Satu hal yang membakar semangatku, kedua orang tuaku sangat mengerti tentang pentingnya pendidikan. Meskipun dengan segala keterbatasan yang ada, aku berhasil melukiskan berbagai prestasi sejak duduk di bangku sekolah. Mulai dari bidang kesenian, olahraga, cerdas cermat, hingga olimpiade tingkat nasional.


“Ibu ingin kamu jadi orang yang lebih baik dari ibu.” Bisikan itulah yang kerap kudengar dari ibu yang pulang pergi naik sepeda mengantar aku sekolah.


Jujur kuakui, tak pantas aku menceritakan semua ini. Namun, aku ceritakan juga sebatas pelajaran yang bisa kupetik sebagai luapan rasa syukurku karena aku mampu keluar dari kemelut saat itu. Kini aku sudah duduk di bangku perkuliahan di salah satu sekolah kedinasan ternama di Indonesia, tidak lain dan tidak bukan adalah Politeknik Statistika STIS. Sebuah impian yang sempat akan terkubur, tetapi tetap diperjuangkan meskipun harus melewati transit terlebih dahulu di PTN jurusan Pendidikan Matematika. Kenapa? Aku memang suka mengajar dan memilih pendidikan sebagai fokus utama. Because teaching is the one profession which can creates all professions. Mengajar adalah cara meng-output ilmu dengan menyatukan yang berbeda, membebaskan pikiran yang terbelenggu, dan membudikan perilaku.


Akhir tahun 2022, mengawali kisah hidup baru dengan menginjakkan kaki di Jakarta untuk lanjut studi dan singgah ke beberapa kota untuk mengisi tangki energi, lalu kini mengawali 2024 dengan menikmati Jakarta untuk terus melanjutkan tuntutan studi yang hampir menguapkan seluruh energi. Sekian banyak pertanyaan terlintas di benakku. Setelah setahun lebih meniti, sudah belajar seberapa banyak? Sudah melangkah seberapa jauh? Sudah berusaha seberapa keras? Sudah berjuang seberapa maksimal? Sudah berprogres seberapa baik? Sudah mengenal data seberapa dalam? Sudah siapkah mengabdi untuk bumi pertiwi?


Hari ini, saat ini, dan detik ini tidak pernah terbayang sebelumnya akan ada di posisi ini. Sebagai satu-satunya harapan keluarga, aku memutuskan menjadi pemimpi yang harapannya dapat sukses mewujudkan mimpi. Namun, makna sukses itu kembali lagi ke masing-masing diri karena definisi sukses bagi setiap orang itu mungkin berbeda-beda. Ada yang mengatakan sukses itu ketika kita bisa membahagiakan kedua orang tua. Sukses itu ketika kita bisa menjadi diri kita apa adanya. Sukses itu ketika kita bisa masuk kampus impian. Atau sukses itu ketika kita bisa mendapat pekerjaan idaman.

Pernah bertanya kepada diri sendiri saat perjalanan menemukan jati diri. "Menurutmu sukses itu apa sih?" Pokoknya sukses buat aku adalah ketika aku berhasil mencapai semua yang aku impikan, bisa membahagiakan keluarga, bisa punya karya, bisa berkontribusi, dan bisa bermanfaat bagi orang lain. Semua itu bisa dicapai dengan cara masing-masing, tentunya diiringi dengan ilmu. Makanya sekarang kita harus mencari ilmu sebanyak-banyaknya dan seluas-luasnya. Di balik semua itu, kita harus usaha dulu, harus bersakit-sakit dahulu. Nah di tahap ini, sebagian orang enggan merasakan kegagalan, bahkan mencoba menghindar dari kegagalan. Ya, menurutku kita harus menyiapkan mental, siap menerima hasil akhir, tapi yakin bahwa ini merupakan bagian dari proses. Kita itu kadang perlu merasakan kepedihan agar tahu rasanya senang, perlu merasakan susah agar tahu rasanya berjuang, perlu merasakan sedih supaya bisa mengapresiasi lagi nikmat-nikmat yang Tuhan berikan di saat kita lagi bahagia. Jadi memang, dari sinilah kita jadi tahu rasanya hidup dari ketidaknyamanan. "Pain Will Make You Warrior", asalkan ketika kita gagal, tidak berlarut-larut di situ, sedih secukupnya, nangis sewajarnya.

Menurutku kebahagiaan itu seperti deposit, makanya kita mikir ke depan, jangan saat sudah di depan baru kepikiran, jadi persiapkanlah diri kita. Kembangkanlah sesuatu yang menjadi hobi kita, kembangkan sesuatu yang kita sukai, pelajari kemampuan yang ingin kita kuasai, dan harus telaten karena semuanya butuh waktu sekaligus komitmen. Satu hal yang lebih penting adalah berdoa. Sudahkah kita berdoa agar jadi orang yang sukses dunia dan akhirat? Mungkin sebagian dari kita ada yang terlewat. Hanya ada keinginan tapi tidak sampai diucapkan. Sebenarnya punya keinginan saja sudah bagus, tapi akan lebih baik lagi jika itu diafirmasikan dan direncanakan. Tanamkan keyakinan kuat bahwa "Soon I will be there. Soon I be there." Dengan berdoa, manusia bisa dibolak-balik hatinya, dibukakan pikirannya, hingga Tuhan mudahkan jalan hidupnya. Yang terpenting, pada saat kita menyerahkan segalanya kepada Tuhan, kita harus mau belajar, juga mau menikmati proses. Jalani dengan kesabaran dan di-support dengan doa.

Kita harus be positive, stay positive. Ini bisa diaplikasikan ke seluruh aspek kehidupan. Seperti yang kita ketahui bahwa usia muda adalah waktu emas kita untuk benar-benar mengeksplor diri, menemukan sesuatu yang bisa kita lakukan, passion, mimpi, dan cita-cita. Kemudian kita berusaha melewati step by step, every process, serta perlu belajar mengolah rasa. Memang ini soal proses dan waktu. Saat ini, kita sama-sama belajar, bagaimana cara mengolah rasa takut menjadi keberanian. Rasa sedih menjadi bahagia. Rasa lemah menjadi kekuatan. Rasa tidak bisa menjadi bisa. Rasa tidak mampu menjadi mampu. Rasa sendiri menjadi berdua, ehhh.

Sudah menjadi kewajiban kita pula untuk konsisten atas apa yang telah didapatkan, bertahan dengan perjalanan konsistensi yang up and down. Adakalanya kita menemukan titik galau, titik bosan, pokoknya ingat kembali pada prinsip awal. Apa yang membuat kita harus melakukan ini, apa tujuan kita yang sebenarnya, dan terus berpegang teguh dengan keyakinan.

"Hidup bagaikan pesawat kertas, terbang dan pergi membawa impian..." Mungkin cuplikan lagu ini mewakili kita yang sedang meraih asa di tanah perantauan. Mari ucapkan selamat pada diri sendiri. Mari rayakan semua hal keren yang sudah kita lakukan selama ini. Intinya selalu tanamkan kepercayaan pada diri kita bahwa kita pasti bisa dan yakin kita pasti dapat. Fokus pada diri sendiri dan fokus dengan apa yang kita lakukan. Semua itu butuh ketelatenan, apapun yang dilakukan dengan telaten, dia akan berhasil. Apapun yang dilakukan dengan sabar dan penuh konsistensi, dia akan berhasil. Terus hargai setiap proses kehidupan. Sebab pada akhirnya, setiap orang punya porsinya masing-masing, hingga standar kehebatannya pun tidak selalu sama. Bagiku, setiap orang punya peran. Setiap orang berhak mengambil jalan perjuangannya masing-masing. Jalani porsimu, nikmati prosesmu. Kejarlah kemenangan versimu, dengan caramu. Inilah jalan yang mengantarkanku ada di sini. Bukan aku yang hebat, tapi doa orang tuaku yang kuat. Tidak apa-apa, memang hari yang berat untuk masa depan yang hebat!

0 komentar:

Posting Komentar

Contact

Talk to me

Agar silaturahmi tidak terputus, mari kunjungi sosial media saya untuk pembahasan lebih serius. See youu!

Alamat:

Jalan Otto Iskandardinata No.64C, Jakarta Timur

Waktu:

24 jam

Email:

maylinasafitri1@gmail.com

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.

Program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat: Dukung Akses Air Bersih dan Sanitasi Layak

Sumber: kumparan.com Bicara tentang kesehatan masyarakat, air dan sanitasi menjadi dua hal penting yang tidak dapat dipisahkan. Sebagai gamb...