SDGs: Agenda Pembangunan Berkelanjutan untuk Kehidupan yang Gemilang
Terlepas
dari siapa kita, bagaimana peran kita, kita harus tahu... Apa
itu SDGs?
Seperti
tidak asing di telinga kita, tetapi apakah kita sudah mengenalnya lebih dalam?
Sustainable
Development Goals (SDGs) atau di Indonesia dikenal dengan Tujuan Pembangunan
Berkelanjutan (TPB) merupakan agenda pembangunan universal yang disepakati dan
diimplementasikan oleh negara-negara di dunia demi kebaikan umat manusia dan
kelestarian planet bumi. SDGs ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sebagai
tujuan pembangunan global yang berakhir pada tahun 2030. Sejauh mana hasil yang
telah dicapai dari beragam kegiatan implementasi kesepakatan bersama tersebut,
mutlak memerlukan dukungan data sebagai suatu indikator pencapaian dari Tujuan
Pembangunan Berkelanjutan. Dalam upaya Indonesia untuk mencapai setiap tujuan
pada TPB/SDGs yang dapat dikatakan sangat ambisius tersebut, ada kebutuhan
indikator yang dibutuhkan untuk memonitor dan evaluasi setiap kegiatan serta
pengambilan kebijakan terkait pencapaian setiap tujuan dari TPB/SDGs.
Pelaksanaan
TPB/SDGs telah memasuki sepuluh tahun atau disebut dekade aksi (Decade of
Action) sehingga diperlukan upaya percepatan pencapaian target oleh seluruh
pemangku kepentingan baik di tingkat pusat maupun daerah. Selain itu, Badan
Pusat Statistik (BPS) sebagai National Statistics Office (NSO) berperan sangat
vital dalam hal pengumpulan data, koordinasi, pelaporan, dan validasi statistik
untuk TPB/SDGs. Sebagai salah satu negara yang setuju untuk menjalankan SDGs, Indonesia telah menyertakan SDGs dalam Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional yang diterjemahkan ke dalam RPJMN dan RPJMD dan dianggarkan dalam RAPBN maupun RAPBD seperti dijelaskan oleh gambar di bawah.

SDGs
dilakukan dengan prinsip universal, integrasi, dan inklusif untuk meyakinkan
bahwa tidak ada seorang pun yang tertinggal. Agenda SDGs berisi 17 tujuan dan
169 target yang tersebar ke dalam empat pilar pembangunan berkelanjutan, yaitu
Pilar Pembangunan Sosial, Pilar Pembangunan Ekonomi, Pilar Pembangunan
Lingkungan, serta Pilar Hukum dan Tata Kelola. Seluruh tujuan dalam SDGs
merupakan suatu integrasi, artinya aksi yang dilakukan di satu bidang akan memengaruhi
bidang yang lain. Oleh karena itu, untuk mencapai SDGs diperlukan komitmen
global, kolaborasi, dan kerja sama dari berbagai pihak.
Berikut
17 goals/tujuan dan sasaran global SDGs tahun 2030 yang dideklarasikan baik
oleh negara maju maupun negara berkembang di Sidang Umum PBB pada September
2015.
1. TANPA KEMISKINAN
Tujuan pertama SDGs yaitu mengakhiri kemiskinan dalam segala bentuk di manapun.
Sumber: dashboard.sdgcenter.unila.ac.id
Kemiskinan dipandang sebagai suatu situasi dimana seseorang tidak dapat/mampu memenuhi kebutuhan dasar minimum yang diperlukan untuk hidup layak dan bermartabat. Kemiskinan menjadi masalah yang kompleks dan bersifat multi dimensi berkaitan erat dengan kesempatan dan kesejahteraan sehingga masih menjadi salah satu tantangan besar. World Bank mengestimasi bahwa pada tahun 2023 setidaknya hampir 700 juta orang di seluruh penjuru dunia masih hidup dalam kemiskinan ekstrim (pendapatan kurang dari $2.15 per hari). Di Indonesia, jumlah penduduk miskin berada di atas 10%, terutama di Indonesia timur, disertai adanya disparitas ekonomi yang lebar. Masalah lain yang disoroti yakni adanya ketidaksetaraan upah yang diterima perempuan serta masalah kemiskinan yang muncul akibat perubahan iklim, konflik, dan kerawanan pangan.
2. TANPA KELAPARAN
Tujuan kedua SDGs yaitu menghilangkan kelaparan, mencapai ketahanan pangan dan gizi yang baik, serta meningkatkan pertanian berkelanjutan.
Sumber: dashboard.sdgcenter.unila.ac.id
Kelaparan dan kekurangan gizi yang ekstrem masih manjadi tantangan pembangunan di berbagai negara. Kelaparan terjadi karena ketidakmampuan seseorang dalam memenuhi standar minimal pangan yang dapat disebabkan oleh kurangnya daya beli maupun minimnya ketersediaan pangan yang ada. Pada tahun 2017, diperkirakan terdapat 821 juta orang yang mengalami kekurangan gizi kronis sebagai akibat dari degradasi lingkungan, kekeringan, dan hilangnya keanekaragaman hayati. Oleh karena itu, sebisa mungkin menghilangkan kelaparan dan menjamin akses bagi semua orang, khususnya orang miskin dan mereka yang berada dalam kondisi rentan, termasuk bayi, terhadap makanan yang aman, bergizi, dan cukup sepanjang tahun.
3. KEHIDUPAN SEHAT DAN SEJAHTERA
Tujuan ketiga SDGs yaitu menjamin kehidupan yang sehat dan meningkatkan kesejahteraan seluruh penduduk semua usia.
Sumber: dashboard.sdgcenter.unila.ac.id
Tingkat kesehatan yang tinggi memiliki peran penting bagi pembangunan berkelanjutan. Masyarakat yang sehat tentu dapat beraktivitas dengan maksimal. Sayangnya, masih ditemui adanya kesenjangan dalam kemajuan kesehatan antarnegara. Bahkan, terdapat selisih sebesar 31 tahun antara negara dengan harapan hidup terpendek dan terpanjang. Selain itu, sarana dan prasarana serta pengetahuan kesehatan dasar masyarakat di daerah terpencil, kepulauan, dan perdesaan masih tergolong rendah.
4. PENDIDIKAN BERKUALITAS
Tujuan keempat SDGs yaitu menjamin kualitas
pendidikan yang inklusif dan merata serta meningkatkan kesempatan belajar
sepanjang hayat untuk semua.
Sumber: dashboard.sdgcenter.unila.ac.id
Pada tahun 2015, total angka partisipasi sekolah di negara-negara berkembang telah mencapai 91%. Hal ini merupakan suatu prestasi dalam bidang pendidikan. Namun, masih ada PR yang belum terselesaikan seperti pendidikan vokasi yang belum sesuai dengan kebutuhan pasar serta kualitas pendidikan yang tidak merata baik antara negara satu dan yang lain maupun antara sekolah di wilayah Indonesia Timur dan wilayah lainnya.
5. KESETARAAN GENDER
Tujuan kelima SDGs yaitu mencapai
kesetaraan gender dan memberdayakan kaum perempuan.
Sumber: dashboard.sdgcenter.unila.ac.id
Selama 20 tahun terakhir, UNDP telah menjadikan kesetaraan gender sebagai pusat pekerjaannya. Meskipun jumlah tenaga kerja perempuan telah meningkat secara signifikan, masih ditemui beberapa masalah terkait kesetaraan gender seperti adanya perbedaan perlakuan terhadap perempuan, masih ada pekerja anak, human trafficking, serta minimnya pemanfaatan teknologi dalam pemberdayaan perempuan. Tidak kalah penting terkait dengan isu kekerasan terhadap perempuan dan anak, tidak hanya karena masalah kesehatan moral atau masalah masyarakat yang ditimbulkan, tapi juga karena ancaman kekerasan domestik yang membuat gerakan dan tindakan perempuan terbatas di dalam rumah sehingga membatasi pilihan hidup mereka. Global Burden of Disease mengestimasi bahwa lebih dari 30% perempuan >15 tahun mendapat pelecehan fisik atau seksual dari pasangannya selama masa hidup mereka. Mengetahui insiden dan prevalensi kekerasan menjadi langkah awal untuk memastikan kebijakan pencegahan tepat sasaran.
6. AIR BERSIH DAN SANITASI LAYAK
Tujuan keenam SDGs yaitu menjamin ketersediaan
serta pengelolaah air bersih dan sanitasi yang berkelanjutan untuk semua.
Sumber: dashboard.sdgcenter.unila.ac.id
Pada tahun 2050, siperkirakan setidaknya satu dari empat orang akan berulang kali mengalami kekurangan air. Di Indonesia, ketersediaan air bersih di wilayah pedesaan sangat tergantung pada sumber air bersih alam dan belum terkelola dengan baik. Masyarakat menggunakan air tanpa mengetahui apakah kualitas air tersebut memenuhi standar. Persentase rumah tangga yang menggunakan layanan air minum yang dikelola secara aman diukur dengan persentase rumah tangga yang menggunakan sumber air minum layak (improved basic drinking water source), lokasi sumber air, tersedia setiap diperlukan dan kualitas sumber air memenuhi syarat kualitas air minum.
7. ENERGI BERSIH DAN TERJANGKAU
Tujuan ketujuh SDGs yaitu menjamin akses energi
yang terjangkau, andal, berkelanjutan dan modern untuk semua.
Sumber: dashboard.sdgcenter.unila.ac.id
Seiring dengan bertambahnya populasi, permintaan akan energi meningkat drastis. Perekonomian yang kini masih banyak bergantung pada energi fosil tidak akan bisa bertahan lama, mengingat cadangan energi fosil yang diproyeksikan akan habis pada 2030. Transisi menuju energi terbarukan menjadi jalan untuk mengatasi krisis energi, sayangnya belum semua masyarakat dapat terlayani sesuai kebutuhan, bahkan promosi dan penggunaan energi terbarukan belum digencarkan.
8. PEKERJAAN LAYAK DAN PERTUMBUHAN EKONOMI
Tujuan kedelapan SDGs yaitu meningkatkan
pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan, kesempatan kerja yang
produktif dan menyeluruh, serta pekerjaan yang layak untuk semua.
Sumber: dashboard.sdgcenter.unila.ac.id
Pada 2018, diperkirakan 172 juta orang di dunia tidak memiliki pekerjaan. Persoalan ekonomi khususnya masyarakat kelas bawah masih cukup besar, karena upah yang diterima kurang dapat memenuhi kebutuhan dasar. Pendapatan per kapita antardaerah masih terdapat kesenjangan, produktivitas ekonomi masih belum merata, dan minimnya kesempatan untuk penduduk dengan keterbatasan fisik. Maka, untuk mencapai tingkat produktivitas ekonomi yang lebih tinggi dilakukan melalui diversifikasi, peningkatan dan inovasi teknologi, termasuk melalui fokus pada sektor yang memberi nilai tambah tinggi dan padat karya. Upaya meningkatkan secara progresif hingga 2030, efisiensi sumber daya global dalam konsumsi dan produksi, serta usaha melepas kaitan pertumbuhan ekonomi dari degradasi lingkungan, sesuai dengan the 10-Year Framework of Programs on Sustainable Consumption and Production, dengan negara-negara maju.
9. INDUSTRI, INOVASI DAN INFRASTRUKTUR
Tujuan kesembilan SDGs yaitu membangun
infrastruktur yang tangguh, meningkatkan industri inklusif dan berkelanjutan,
serta mendorong inovasi.
Sumber: dashboard.sdgcenter.unila.ac.id
Investasi di bidang infrastruktur dan inovasi merupakan pendorong pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Pada tahun 2030, peningkatan infrastruktur dan retrofit industri dengan efisiensi penggunaan sumber daya dan adopsi yang lebih baik dari teknologi serta proses industri bersih dan ramah lingkungan, dilaksanakan semua negara sesuai kemampuan masing-masing. Dengan lebih dari separuh penduduk dunia kini tinggal di perkotaan, transportasi massal dan energi terbarukan juga semakin penting, begitu pula dengan pertumbuhan industri baru serta teknologi informasi dan komunikasi. Lebih dari 4 miliar orang masih belum memiliki akses terhadap internet, 90% berasal dari negara berkembang. Menjembatani kesenjangan digital ini penting untuk memastikan akses yang setara terhadap informasi dan pengetahuan, mendorong inovasi dan kewirausahaan, serta perbaikan infrastruktur di beberapa wilayah pedesaan dan kepulauan agar lebih memadai.
10. BERKURANGNYA KESENJANGAN
Tujuan kesepuluh SDGs yaitu mengurangi
kesenjangan intra dan antar negara.
Sumber: dashboard.sdgcenter.unila.ac.id
Ketimpangan pendapatan telah meningkat hampir di semua negara dalam beberapa dekade terakhir, tetapi dengan kecepatan yang berbeda-beda. Kesenjangan ini memerlukan kebijakan yang tepat untuk memberdayakan masyarakat berpenghasilan rendah, dan mendorong inklusi ekonomi. Masalahnya adalah masih terdapat perbedaan antara hidup layak di kota dan desa, perlakuan yang adil terhadap ibu dan anak, serta akses layanan publik yang tidak merata. Pada tahun 2030, upaya yang ingin dicapai yaitu memberdayakan dan meningkatkan inklusi sosial, ekonomi dan politik bagi semua, terlepas dari usia, jenis kelamin, disabilitas, ras, suku, asal, agama atau kemampuan ekonomi atau status lainnya.
11. KOTA DAN PEMUKIMAN YANG BERKELANJUTAN
Tujuan ke-11 SDGs yaitu menjadikan kota dan
permukiman inklusif, aman, tangguh dan berkelanjutan.
Sumber: dashboard.sdgcenter.unila.ac.id
Pada tahun 2050, dua pertiga dari seluruh umat manusia (6.5 miliar orang) akan tinggal di perkotaan. Pembangunan berkelanjutan tidak dapat dicapai tanpa perubahan signifikan dalam cara membangun dan mengelola ruang kota. Menjadikan kota berkelanjutan berarti menciptakan peluang karir dan bisnis, perumahan yang layak huni dan terjangkau, serta membangun masyarakat dan perekonomian yang tangguh.
12. KONSUMSI DAN PRODUKSI YANG BERTANGGUNG JAWAB
Tujuan ke-12 SDGs yaitu menjamin pola
produksi dan konsumsi yang berkelanjutan.
Sumber: dashboard.sdgcenter.unila.ac.id
Sebagian besar penduduk dunia masih mengonsumsi terlalu sedikit untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka. Masih ditemui adanya inefisiensi, borosnya sumber daya alam yang dikonsumsi di Indonesia, serta masih minimnya pemahaman siklus (recycle) untuk keberlanjutan.
13. PENANGANAN PERUBAHAN IKLIM
Tujuan ke-13 SDGs yaitu mengambil tindakan
cepat untuk mengatasi perubahan iklim dan dampaknya.
Sumber: dashboard.sdgcenter.unila.ac.id
Tidak ada negara yang tidak mengalami dampak drastis perubahan iklim. Emisi gas rumah kaca meningkat 50 persen dibandingkan tahun 1990. Pemanasan global menyebabkan perubahan jangka panjang pada sistem iklim bumi, yang mengancam konsekuensi yang tidak dapat diubah jika kita tidak bertindak. Sementara itu, masalah lain adalah ketidaksiapan masyarakat dalam menghadapi bencana akibat perubahan iklim seperti banjir, longsor, gempa, dan lain-lain.
14. EKOSISTEM LAUTAN
Tujuan ke-14 SDGs yaitu melestarikan dan
memanfaatkan secara berkelanjutan sumber daya kelautan dan samudera untuk
pembangunan berkelanjutan.
Sumber: dashboard.sdgcenter.unila.ac.id
Lebih dari tiga miliar orang bergantung pada keanekaragaman hayati laut dan pesisir untuk mata pencarian mereka. Namun, saat ini 30 persen stok ikan dunia dieksploitasi secara berlebihan, hingga berada di bawah tingkat produksi yang berkelanjutan. Selain itu, masih minimnya implementasi penangkapan ikan dan hasil laut serta belum terlindunginya habitat laut.
15. EKOSISTEM DARATAN
Tujuan ke-15 SDGs yaitu melindungi,
merestorasi dan meningkatkan pemanfaatan berkelanjutan ekosistem daratan,
mengelola hutan secara lestari, menghentikan penggurunan, memulihkan degradasi
lahan, serta menghentikan kehilangan keanekaragaman hayati.
Sumber: dashboard.sdgcenter.unila.ac.id
Makhluk hidup bergantung pada bumi yang berupa daratan dan lautan sebagai sumber penghidupannya. Setiap tahunnya, 13 juta hektar hutan hilang, sementara degradasi lahan kering yang terus-menerus telah menyebabkan penggurunan di 3.6 miliar hektar lahan yang secara tidak proporsional berdampak pada masyarakat miskin. Meskipun 15 persen lahan dilindungi, keanekaragaman hayati masih terancam. Hampir 7000 spesies hewan dan tumbuhan telah diperdagangkan secara ilegal. Perdagangan satwa liar tidak hanya mengikis keanekaragaman hayati, tapi juga menciptakan ketidakamanan, memicu konflik, dan mendorong korupsi. Tindakan mendesak harus diambil untuk mengurangi hilangnya habitat alami dan keanekaragaman hayati, salah satunya mengefektifkan pengelolaan hutan dan pertanian yang berkelanjutan.
16. PERDAMAIAN, KEADILAN DAN KELEMBAGAAN YANG TANGGUH
Tujuan ke-16 SDGs yaitu menguatkan masyarakat
yang inklusif dan damai untuk pembangunan berkelanjutan, menyediakan akses
keadilan untuk semua, dan membangun kelembagaan yang efektif, akuntabel, dan
inklusif di semua tingkatan.
Sumber: dashboard.sdgcenter.unila.ac.id
Kekerasan bersenjata dan ketidakamanan mempunyai dampak yang merusak terhadap pembangunan negara, memengaruhi pertumbuhan ekonomi, dan seringkali menimbulkan keluhan yang berlangsung selama beberapa generasi. Kekerasan seksual, kejahatan, eksploitasi dan penyiksaan juga kerap terjadi ketika terdapat konflik, atau tidak adanya supremasi hukum, dan negara-negara harus mengambil tindakan untuk melindungi mereka yang paling berisiko. Masalah lain adalah masih belum meratanya sistem tata kelola yang efektif, akuntabel dan transparan, serta bersifat inklusif dan melibatkan berbagai tingkatan pengambilan keputusan.
17. KEMITRAAN UNTUK MENCAPAI TUJUAN
Tujuan ke-17 SDGs yaitu menguatkan sarana
pelaksanaan dan merevitalisasi kemitraan global untuk pembangunan berkelanjutan.
Sumber: dashboard.sdgcenter.unila.ac.id
Meningkatkan akses terhadap teknologi dan pengetahuan merupakan cara penting untuk berbagi ide dan mendorong inovasi. Mengoordinasikan kebijakan untuk membantu negara-negara berkembang mengelola utang mereka, serta mendorong investasi bagi negara-negara kurang berkembang, sangat penting untuk pertumbuhan dan pembangunan berkelanjutan. Selain itu, masih perlunya peningkatan kerjasama antarlembaga, pemerintah, masyarakat untuk mencapai tujuan pembangunan yang berkelanjutan.
Indonesia merupakan salah satu negara yang berkomitmen untuk mewujudkan SDGs. Sebagai wujud komitmen politik pemerintah terhadap agenda SDGs, Presiden Joko Widodo telah menandatangani Peraturan Presiden (Perpres) SDGs Nomor 59 Tahun 2017 tentang Pelaksanaan Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Perpres tersebut menjadi komitmen agar pelaksanaan dan pencapaian SDGs dilaksanakan secara partisipatif. Menyadari bahwa pencapaian SDGs tidak bisa hanya dilakukan oleh pemerintah, maka dibutuhkan kerja sama antarpemangku kepentingan yang meliputi aspek lingkungan, sosial, ekonomi, cover the environment, governance, and partnership issue.
Sesungguhnya SDGs merupakan agenda jangka panjang yang telah dijalankan dan merupakan visi pembanguan di Indonesia. Keikutsertaan Indonesia dalam SDGs bukan sekadar untuk mengikuti program pembangunan berkelanjutan secara global. Tidak akan ada formula tunggal untuk dapat mewujudkannya, maka untuk mencapai target dalam waktu pendek membutuhkan dukungan semua pemangku kepentingan untuk bekerja keras. Dengan sumber daya yang sangat terbatas, perlu adanya prioritasi tujuan dan target. Prioritas didasarkan pada hal-hal mendesak dan memiliki daya ungkit tinggi. Isu-isu kunci kemudian diterjemahkan dalam aspek kesehatan, pendidikan, proteksi sosial, ketahanan pangan dan bisnis pertanian, infrastruktur, ekosistem dan biodiversity dan dukungan finansial untuk pemerintah.
Setelah mengenal lebih jauh terkait dengan SDGs, mari kita menjadi agen perubahan untuk masa depan yang lebih baik. Mari bersama-sama mempromosikan pembangunan berkelanjutan, menjaga lingkungan, memerangi ketidaksetaraan, dan memastikan kehidupan yang layak bagi semua orang. Mulai dari tindakan kecil dalam kehidupan sehari-hari hingga kebijakan global, kita semua bisa berkontribusi dalam menciptakan perubahan positif.
Sumber:
sdgs.bappenas.go.id
bappeda.jogjaprov.go.id
www.its.ac.id/drpm/id/pusat/pusat-kajian/sdgs/tentang-kami/